Menangis adalah cara tubuh kita menunjukkan perasaan. Ketika kita merasa sedih, air mata bisa keluar dari mata kita. Ini adalah cara alami untuk mengeluarkan emosi yang kita rasakan di dalam hati.
Terkadang, kita menangis bukan hanya karena sedih. Kita juga bisa menangis saat merasa sangat bahagia, seperti saat bertemu dengan seseorang yang kita sayangi setelah lama tidak bertemu.
Menangis juga bisa terjadi ketika kita merasa sakit atau terluka. Tubuh kita menggunakan air mata untuk meredakan rasa sakit dan membuat kita merasa lebih baik.
Saat kita menangis, orang-orang di sekitar kita biasanya akan mencoba menenangkan kita. Mereka mungkin akan memberikan pelukan atau kata-kata yang lembut untuk membuat kita merasa lebih baik.
Menangis adalah hal yang wajar dan normal. Setelah menangis, biasanya kita akan merasa lebih lega dan tenang. Jadi, tidak apa-apa untuk menangis ketika kita merasa perlu.
Kata Almarhum Bapak, “Menangis boleh, Nak, Air mata itu mempercantik matamu. Butir-butirnya adalah Mutiara Pelajaran, cambuk motivasimu untuk terus maju…”
Kata Almarhumah Mamanda, “Boleh Nak, menangislah di pelukanku. Lalu kita bincangkan bersama, kenapa air mata itu penting untuk ketentraman hidup manusia…”
Menangis sebagai Mekanisme Pengelolaan Emosi
Menangis adalah salah satu cara alami tubuh untuk mengelola emosi. Menurut penelitian, menang I’d dapat membantu melepaskan hormon stres dan memberikan perasaan lega.
Para ahli dengan catatan referensi berikut dalam psikologi dan terapi emosional telah mempelajari fenomena menangis dan menemukan beberapa manfaat serta alasan di baliknya.
Pandangan Para Ahli
- Fungsi Katarsis:
Vingerhoets dan Bylsma (2016) menekankan bahwa menangis memiliki fungsi katarsis, yaitu melepaskan emosi yang terpendam. Menangis bisa menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Referensi: Vingerhoets, A. J. J. M., & Bylsma, L. M. (2016). The Riddle of Human Emotional Crying: A Challenge for Emotion Researchers. Emotion Review, 8(3), 207–217.
2. Pengurangan Stres:
Bylsma, Vingerhoets, dan Rottenberg (2008) menemukan bahwa menangis dapat membantu mengurangi stres dengan menurunkan tingkat hormon stres, seperti kortisol. Setelah menangis, banyak orang melaporkan perasaan lega dan tenang.
Referensi: Bylsma, L. M., Vingerhoets, A. J. J. M., & Rottenberg, J. (2008). When is crying cathartic? An international study. Journal of Social and Clinical Psychology, 27(10), 1165-1187.
3. Terapi Emosional:
Terapi emosional sering kali mendorong ekspresi emosi melalui menangis. Menangis di sesi terapi dianggap sebagai tanda bahwa klien sedang memproses emosi mereka secara mendalam.
Shaver dan Mikulincer (2007) menekankan pentingnya menangis dalam konteks keterikatan dan regulasi emosi.
Referensi: Shaver, P. R., & Mikulincer, M. (2007). Adult attachment strategies and the regulation of emotion. In J. J. Gross (Ed.), Handbook of emotion regulation (pp. 446-465). New York, NY: Guilford Press.
Menangis pada Terapis, Profesional, atau Orang Dewasa
Sebagai seorang terapis, guru, dosen, serta para orang tua, menangis juga merupakan hal alami dan menunjukkan bahwa semua orang dewasa juga manusia yang merasakan emosi. Menangis bukanlah tanda kelemahan, tetapi lebih sebagai indikasi bahwa selaku profesional juga memiliki empati dan keterhubungan emosional dengan pengalaman klien mereka. Demikian pula guru dan orang tua, Ketika melihat kondisi murid atau anak-anak mereka mengalami kesusahan, sedang sakit, atau terdampak musibah, maka para guru dan orang tua ikut berurai air mata. Pun tatkala anak-anak meraih pencapaian yang diidamkan, rasa terharu juga menyebabkan air mata tumpah, secara alami ini adalah tanda kita manusia.
Referensi: Wisker, G. (2012). The Good Supervisor: Supervising Postgraduate and Undergraduate Research for Doctoral Theses and Dissertations. Palgrave Macmillan.
Manfaat Menangis untuk Mata
Menangis memiliki beberapa manfaat fisiologis, termasuk:
- Pelumasan Mata:
Air mata membantu menjaga mata tetap lembap dan mencegah iritasi agar berfungsi dengan baik. Menangis menghasilkan air mata basal yang melumasi permukaan mata, membuatnya tetap segar dan sehat.
Referensi: Murube, J. (2009). Basal, reflex, and psycho-emotional tears. The ocular surface, 7(2), 60-66.
2. Membersihkan Mata:
Air mata juga mengandung lisozim, enzim yang membantu membunuh bakteri dan menjaga kesehatan mata. Ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami untuk melindungi mata dari infeksi.
Referensi: McDermott, A. M. (2013). Antimicrobial Compounds in Tears. Experimental Eye Research, 117, 53-57.
Menangis pada Lelaki dan Perempuan di Seluruh Dunia
Menangis adalah fenomena universal yang terjadi pada semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan di semua budaya, seluruh jenis bangsa mana pun di dunia. Meskipun frekuensi dan alasan menangis bisa bervariasi, kemampuan untuk menangis adalah sifat biologis manusia. Terkait pernyataan ini, bisa kita pelajari artikel empiris sebagai berikut:
Lutz, C. A. (2011). Unnatural emotions: Everyday sentiments on a Micronesian atoll and their challenge to Western theory. University of Chicago Press.
Murube, J. (2009). Basal, reflex, and psycho-emotional tears. The ocular surface, 7(2), 60-66.
Vingerhoets, A. J. J. M., & Scheirs, J. (2000). Sex differences in crying: Empirical findings and possible explanations. Gender and emotion: Social psychological perspectives, 2, 143-165.
Vingerhoets, A. J., & Bylsma, L. M. (2016). The riddle of human emotional crying: A challenge for emotion researchers. Emotion Review, 8(3), 207-217.
Penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa perempuan cenderung menangis lebih sering daripada laki-laki, tetapi laki-laki juga menangis secara alami. Perbedaan ini sebagian besar dipengaruhi oleh norma budaya dan sosial, Vingerhoets, A. J. J. M., & Scheirs, J. (2000).
Menangis ditemukan di semua budaya dan etnis. Ini menunjukkan bahwa menangis adalah respons emosional yang mendasar dalam diri manusia, Lutz, C. A. (1988).
Rumi said, “Cry. Forgive. Learn. Move on. Let your tears water the seeds of your future happiness.” Bagi orang yang selalu berpikir positif, Luka adalah tempat Cahaya memasuki diri kita. Khalil Gibran said, “Tears are the silent language of grief.” Lebih baik kita keluarkan air mata secara alami, biarkan. Jangan sampai menjadi penyakit di dalam diri nan menggerogoti organ penting di dalam raga, lalu memberatkan perjalanan ketenangan jiwa.
Washington Irving said, “There is a sacredness in tears. They are not the mark of weakness, but of power. They speak more eloquently than ten thousand tongues.” Ada kesucian dalam air mata. Air mata bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Air mata berbicara lebih fasih daripada sepuluh ribu bahasa.
Kesimpulan
Menangis adalah respons alami dan sehat terhadap emosi yang kuat, baik bagi individu biasa maupun profesional seperti terapis. Manfaat menangis termasuk pengurangan stres, pelumasan mata, dan pelepasan emosi yang mendalam. Ini adalah fenomena universal yang dialami oleh manusia di seluruh dunia, melampaui batas gender dan budaya.[]