Israel telah menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap warga sipil dan menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangannya di Gaza sejak Oktober lalu, kata Pelapor Khusus PBB tentang hak atas pangan, Anadolu Agency melaporkan.
“Israel jelas dan sistematis menghalangi akses pangan bagi seluruh warga sipil di Gaza,” kata Michael Fakhri kepada Anadolu pada hari Selasa.
“Tim kemanusiaan PBB melaporkan bahwa hampir tidak mungkin menjangkau semua orang yang membutuhkan makanan dan air di Gaza karena hambatan bantuan kemanusiaan dari Israel,” tambahnya.
Ia menyoroti, blokade makanan dan air yang masuk ke Gaza oleh Israel telah menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.
Data terbaru PBB menunjukkan bahwa sekitar seperempat penduduk Gaza menderita kelaparan, sementara sisanya kekurangan gizi, kata Fakhri.
Fakhri mengatakan, tidak ada wilayah konflik lain yang akses terhadap air bersih dan pangan sangat sulit.
“Israel menghancurkan sistem pangan Gaza dan menggunakan makanan sebagai senjata melawan rakyat Palestina,” katanya.
“Kita tahu 2,2 juta orang di Gaza kelaparan. Kami belum pernah melihat begitu banyak orang yang kekurangan makanan sebelumnya,” Fakhri memperingatkan.
Fakhri mengatakan serangan selama empat bulan yang dilakukan Israel sengaja menargetkan infrastruktur sipil, rumah sakit, dan toko roti.
Fakhri menggarisbawahi bahwa tindakan Israel yang menghalangi akses warga Gaza terhadap makanan adalah “kejahatan perang”.
“Israel telah membuat Gaza tidak bisa dihuni. Ini jelas merupakan kejahatan perang karena terjadi serangan tanpa pandang bulu dan tidak proporsional terhadap sasaran sipil,” tegasnya.[fq/anadolu]