Setiap manusia yang Allah SWT cipta selalu dilengkapi dengan ‘jatah’ musibah, ujian atau masalah hidup di dunia yang sementara ini.
Setiap orang ada masalahnya tersendiri, Allah SWT uji dengan berbagai-bagai ujian tetapi sebabnya adalah sama.
Beberapa kali tema ini Kubahas di kelas pengajian dan tanya-jawab Al-Quran, di shelter dan kelas tadabbur sisters-fillah. Coba bayangkanlah wahai pembaca, sahabat-sahabat di depan mataku itu tak sedikit yang mulai menitikkan air mata. Sebab Allah SWT melimpahkan taufiq dan hidayahNya untuk meresapi kejadian-kejadian yang merupakan takdirNya, meskipun seringkali ada peristiwa super pahit yang dianggap musibah besar bagi mereka.
Ada yang ditipu oleh agent tenaga kerja, hingga hilang sertifikat rumah dikampungnya. Ada yang diceraikan oleh suaminya melalui perbincangan di telepon genggam, padahal seluruh tabungannya sudah dipakai oleh sang suami selama ini untuk berfoya-foya. Ada yang menjadi korban penyiksaan, hingga kakinya diamputasi, luka bakar terkena sundutan rokok, atau bahkan yang ‘punya bekas tempelan setrika panas’. Bahkan ada pula yang masih menangisi nasib nan tersungkur menjadi korban perdagangan manusia, sehingga entah sudah berapa puluh lelaki yang menggauli, sampailah berhasil kabur dari ‘penjara setan’.
Ada yang masih bisa senyum meskipun senyuman getir, ada yang perbincangannya tak dipahami lagi disebabkan efek goncangan dan tekanan secara psikis, ada yang kerjanya cekikikan sesekali dikarenakan gangguan kejiwaan. Subhanallah… Alangkah berat perjalanan hidup bagi para pejuang sejati, dan wanita-wanita pahlawan devisa merupakan contoh para pejuang itu!
Hadapi setiap ujian mendatang dengan tenang… Laa hawla walaa quwwata illa billah!
Kadang-kadang kita tertanya-tanya, mempersoalkan kepada Allah SWT kenapa kita diberi ujian yang berat sebegitu sekali? “Kok susah banget jalan hidup ini?!”, meluncur kalimat itu dari bibir polos seorang saudari. Pergi menuju perantauan amat susah, utang sana-sini, lalu terkumpul tabungan secuil. Namun tertipu dan lenyap tabungan, apalagi ditambah penyakit datang menyerang tubuh, keluarga mengalami musibah di tanah air, dan seterusnya masih belum ada tanda-tanda matahari cerah menghapus duka dan kesusahan itu. Spontanitas keluhan tersiratnya.
Subhanallah… Sungguh salah satu pentingnya belajar adalah kita dapat menimba ilmu pengetahuan dari pengalaman orang lain, Masya Allah…. Kekayaan pengetahuan ditambah pandainya memetik hikmah merupakan energi besar buat kita dalam ‘menghadapi segala peristiwa hidup’. Makin panjang langkah kaki menjalani hari, maka kita makin dilimpahkanNya ragam kegiatan yang tingkat kesulitannya pun terus bertambah. Maka begitu penting pegangan hidup, yaitu Petunjuk AlQuran kitabullah dan sunnah rasulNya Shalallahu ‘alayhi wassalam.
Catatan jiwa kita dapat memaknai alasan mengapa hadirnya kesulitan, kesusahan nan makin bertambah parah, ujian atau musibah kejadian-kejadian takdirNYA, yaitu :
1. Kita lupa akan rasa bersandar kepada Allah SWT,
2. Kita tidak full-redha kala menerima ujian,
3. Kita masih perlu belajar #Bersabar,
4. Kita lupa ‘bahwa naik kelas’ memerlukan ujian,
5. Kita coba-coba membandingkan diri sendiri dengan hidup orang lain, padahal semua jalan takdir kehidupan berbeda,
Kita tidak redha dalam menghadapi ujian yang Allah beri terhadap kita. Padahal kalau dianalisa, misalkan dua atau tiga musibah besar itu datang dalam sewindu, sedangkan jutaan kenikmatan dilimpahkan Allah SWT untuk kita sepanjang siang dan malam. Kita ‘ingat’ yang tidak enak dalam pandangan kita saja, sedangkan nikmat Allah SWT terlepas pandang sehingga lupa mensyukurinya. Nastaghfirrullah…
Dalam menghadapi ujianNya, tes dariNYA bukanlah ‘sehebat apa kita’, melainkan seberapa banyak perubahan kualitas ibadah kita kepadaNYA. Allah SWT rindu pada doa-doa dan permohonan kita yang lebur luruh penuh khusyuk di kala malam hingga subuh menjelang. Pasti Allah SWT telah aturkan yang terbaik buat kita sebab setiap yang berlaku ada jutaan hikmahnya.
Sahabat…
Alihkan pandangan mata ke arah LAUT, airnya cantik membiru dan penuh dengan ketenangan.
Tetapi hanya Allah SWT yang mengetahui rahasia kedalamannya. Begitu juga dengan kehidupan manusia, riang dan tawa tampak jelas, tetapi hanya Allah SWT nan mengetahui rahasia kedalaman jiwa dan nurani kita.
Jika rasa lara kecewa, alihkan pandangan ke arah danau, aliran sungai, maupun jernihnya hujan, airnya tetap mengalir bening biarpun berjuta batu bertumpuk disana. Jika rasa sedih, alihkan pandangan ke LANGIT, sadarlah, ingatkan pada qalbu, selalu merasakan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi dari Al-Arsy’, bahwa Allah SWT bersamamu!
Jadi seharusnya apa yang perlu kita lakukan? Supaya Tenang dan Redha?!
Maka berdoalah kepada-NYA, Allah SWT tempat kembali segala masalah yang sering membelenggu diri kita.
Jangan malu untuk merayu-rayu, meminta-minta, memohon-mohon kepada Allah SWT, memang kita adalah hambaNYA.
Allah SWT suka mendengar rintihan hambaNYA, Allah SWT tak pernah bosan dengan pengaduan kita, Allah itu Maha Mendengar.
Dekatkanlah diri kita dengan pencipta kita yang menguasai seluruh alam, yang memegang hati-hati kita.
Disamping berdoa perlulah kita berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Bangunkan jiwa kita dengan senantiasa berwudhu’! Jauhi godaan syaithon dengan kian memohon perlindunganNYA.
Yakin dengan diri, kuatkan azzam dan cita-cita. Allah SWT memiliki ganjaran pahala besar buat kita yang mau ‘menerima segala hamparan ujian musibah’ itu dengan sabar, tentulah sikap tenang dan redha amat diperlukan untuk mengasah kesabaran diri.
Usah tonjolkan kelemahan kita pada syaitan karena syaitan tidak pernah berhenti menghasut agar kita lemah-selemahnya dan menawarkan pertolongan agar prilaku musyrik terjadi.
Kita perlu tahu selepas ujian itu selesai, satu lagi ujian akan datang, maka bersedialah dalam menghadapi ujian yang seterusnya.
Nikmat terindah bagi mereka yang selalu diberi ujian, tanda Allah SWT amat sayang padanya.
Semoga kita selalu menjadi hambaNya yang senantiasa redha atas ujian dan ketentuan Allah SWT. Apa yang ditetapkan untuk kita itulah yang terbaik! Rezeki, musibah dan ujian buat orang lain, tak akan mampir kepada kita. Begitu pun ‘jatah rezeki, musibah, dan ujian’ buat kita, bisa-bisanya Allah SWT semata yang Maha Mengatur segalanya.
Ingatlah, Selalu semangat berjuang saudaraku! Hingga ujian dan segala macam yang engkau anggap musibah itu justru LELAH menggoda semangat juangmu, suatu hari nanti di momen usia tertentu, engkau akan ‘legowo dan amat tenang’ dengan kejadian apa pun, sebab Allah SWT Maha Mendidikmu…
Masya Allah tabarokalloh…. Allahul Musta’an…
Waullohu a’lam bisshowab.
(@bidadari_Azzam, Salam Ukhuwah! KL, *disampaikan pada January 2018, Juli 2019, Oct 2019)