Kantor media pemerintah di Gaza mengumumkan pada hari Jumat bahwa hanya 49 truk bantuan yang telah tiba di Jalur Gaza utara dari total 1.063 truk yang telah memasuki Jalur Gaza pada minggu ini, sehingga bertentangan dengan pernyataan AS dan Israel tentang peningkatan jumlah truk bantuan yang masuk.
Salama Maarouf, kepala kantor, menjelaskan: “Jumlah truk bantuan yang memasuki Jalur Gaza minggu ini mencapai 1.063, dengan 205 truk masuk melalui Penyeberangan Rafah, dan 858 truk melalui Penyeberangan Karam Abu Salem (yang berada di bawah kendali Israel) . Hanya 49 truk yang tiba di Jalur Gaza utara dari total jumlah truk yang disebutkan.”
Maarouf menilai bahwa jumlah truk yang tiba di Jalur Gaza sama sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina, terutama di wilayah utara, mengingat perang Israel yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober, dengan menyatakan: “Jumlah truk ini membantah pernyataan Amerika dan Israel tentang pernyataan adanya peningkatan jumlah truk bantuan, dan klaim bahwa 300 truk bantuan didatangkan setiap hari.”
Maarouf menuduh Israel membatasi masuknya bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa: “Praktik-praktik ini adalah kejahatan yang memerlukan akuntabilitas dan bertentangan dengan tindakan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional.”
Maarouf juga menyerukan untuk membuka semua penyeberangan ke Jalur Gaza dan memfasilitasi kedatangan bantuan dengan mengizinkan tidak kurang dari 1.000 truk per hari untuk mengatasi dampak krisis pangan.
Akibat perang dan pembatasan yang dilakukan Israel, penduduk Gaza berada di ambang kelaparan akibat kelangkaan parah pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar. Sekitar dua juta warga Palestina terpaksa mengungsi di Gaza, yang telah dikepung Israel selama 17 tahun dan dihuni oleh sekitar 2,3 juta warga Palestina yang hidup dalam kondisi bencana.
Israel berjanji lebih dari tiga minggu lalu untuk meningkatkan akses bantuan ke Jalur Gaza, termasuk membuka kembali Penyeberangan Erez dan mengizinkan penggunaan Pelabuhan Ashdod .
Janji tersebut muncul setelah Presiden AS Joe Biden meminta Israel mengambil langkah-langkah untuk meringankan krisis kemanusiaan di Gaza.[fq/memo]