Home » Kondisi Umat » Menjadi Guru Pengajar Anak Semasa di Rumah Saat Wabah Covid19 (1)

Menjadi Guru Pengajar Anak Semasa di Rumah Saat Wabah Covid19 (1)

Bismillah walhamdulillah, asholatu wassalamu ‘ala rosulillah… 

Bagi pasangan pengantin baru, hal lumrah biasanya adalah kegiatan berduaan suami istri agar makin akrab, berusaha saling mengenali, dan saling memahami satu sama lain.

Kelak seiring berjalannya waktu, kehadiran bayi membuat pasangan suami istri memperoleh pelajaran baru pula. Apa lagi ketika bayi pertama bertumbuh, dunia celoteh balita, lalu ada kehadiran bayi selanjutnya, maka tambah beragam pengetahuan dan pengalaman nan dimiliki pasangan tersebut.

Secara sadar atau pun tanpa disadari, pasangan suami istri sama-sama menjadi pengajar dan pelajar dalam menapaki kehidupan ini. Tak hanya menjadi bertambah ragam keahlian, pergolakan problema dalam rumah tangga, prihal tumbuh kembang anak, serta urusan muamalah dengan orang sekitar membuat pasangan makin kaya ilmu dan amal shalih. Bekal rasa syukur dan menambah dosis kesabaran menjadikan sakinah mawaddah wa rahmah nan dicitakan dapat diraih dalam naungan cinta Allah Subhanahu wa ta’ala.

Bagaimanakah Bekal dasar dalam pengajaran kepada Anak-anak?

(Terutama tatkala telah memiliki beberapa anak dalam rentang usia berbeda-beda?)

Bagaimana pula siasat dan strategi dalam mengajari anak di saat wabah covid19 sekarang ini? Karena semua sekolah mengadakan kegiatan pembelajaran on-line, tentunya sosok orang tua mesti membahas tema-tema pelajaran sang anak yang haus akan ilmu ini.

Beberapa pertanyaan itu dikirimkan oleh saudari muslimah melalui email kami, berikut beberapa hal yang dapat kami bagikan sebagai tips :

STRATEGI

(Urusan Dunia)

Bagi para ayah dan ibu sekaligus gurunda anak-anak dalam sesi #sekolah online masa-masa wabah pandemic #covod_19 di 2020 ini :

1. Waktu sesi penerangan sebuah tema pelajaran, kecilkan ‘scope syllabus’ dalam lingkup paling kecil, yang intinya saja.

2. Posisikan wajah berhadapan di depan anak, tampak diri anak bisa melihat keseriusan kita mengajarkannya, perlahankan kelajuan bercakap, hiasi gaya bicara dengan hal yang disukai anak.

Iyaaa lah, contohnya ibu yang punya anak usia 5 tahun, lalu ibu ingin menerangkan tentang kisah kambing dan katak. Tentu ibu mesti bergaya dengan celoteh khas seperti suara kambing dan katak. Hehehehe…

3. Ulang. Practice makes perfect always.

Jika anak pertama bias 10 kali ulang, anak lain memerlukan 100 kali ulang. Pelajari masing-masing perbedaan anak. Sama-lah dengan menjaga hafalan Al-Quran, kuncinya bermurojaah.

Ada orang tua tampak sakit hati dan amat kesal tatkala ‘anaknya belum nyambung-nyambung belajar huruf A-ba-ta-tsa’ … masih terbolak-balik, berminggu-minggu diulangi melulu, Subhanallah!

Percayalah, itu pahalanya banyak banget Bu, Pak! Inna maal ‘usri yusra. Yakiiin!

4. Priority : Jaga makan minum anak, Halalan thoyyiban, jangan belajar saat lapar sangat!

5. Perhatikan suasana dan apa yang sering ada di sekeliling anak. Biliknya, bahan permainan dan bacaannya, sekolahnya, kawannya, habit kebiasannya, hobinya… juga tentang kita sendiri.

Semua itu dapat kita optimalkan supaya menjadi “alat bantu” penggerak kelajuan tahap kefahaman dan kesadaran anak. Anak-anak tidak memerlukan banyak kata-kata nan Panjang, mereka tak dapat mengingat hal itu. Namun semua pola tingkah laku kita dapat dengan mudah ditirunya. Agree? 😉

6. Maka bersamai anak selalu…  konsisten membahas tema yang sedang menjadi perhatiannya, kita kolaborasikan dengan urusan tugas dari guru sekolahnya. 

Catatan penting untuk kita bahwa “Semua kegiatan yang kita ingin anak-anak dapat disiplin menjalankannya adalah Sesuai Kebiasaan kita sebagai suri teladannya. Akal sehat anak kita akan terasah dengan jasmani nan sehat pula, yang tidak pernah kita zalimi dengan pukulan atau sikap kasar kepadanya.”

7. Apresiasi senantiasa. Hargai anak-anak dengan penuh cinta kasih, bukan hanya boss di office yang patut menerima apresiasi dari kita. Anak-anak ini akan makin semangat belajarnya jika apresiasi kita menyentuh hatinya yang suci. 

 

 

STRATEGI AKHIRAT

Sebagai orang tua, maksimalkan aset keimanan yang telah Allah SWT karuniakan kepada kita, Antara lain :

1. Tambah sholat taubat dan hajat kita.

Doakanlah lebih banyak lagi sekiranya ada momen anak lambat faham atas suatu tema pelajaran, kita tetap redha menerimana. Introspeksi diri di hadapan Allah SWT, bisa saja itu kontribusi kelalaian atau dosa kita… mintalah kepada ALLAH AL- FATTAH bukakan jalan.

2. Jika anak bertambah usia, jangan hanya kita tambah uang jajannya,  ajaklah anak untuk sering puasa sunnah. Ia mengasah kecerdasan akal dan menajamkan hati.

3. Sedekah makin tingkatkan lagi. Hadiahkanlah selalu bingkisan untuk guru atau sekolah tempat anak kita belajar. Ia memberi kegembiraan. Ia mampu menjadi magnet tarik kebaikan buat anak dan kita. Insya Allah makin berkah harta dan ilmu yang didapat. 

4. Doakan buat kawan-kawan anak kita. Ajak anak berdoa bersama untuk kejayaan dan kemudahan pemahaman amal ilmu buat kawan-kawan. Tidak pelit mendoakan kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Banyak malaikat akan turut doakan yang lebih lebih baik buat kita pula. 

5. Bantulah kawan kawan anak kita yang memerlukan pertolongan, tak kiralah apa pun bentuk bantuannya. Sebab janji Allah, Allah ta’ala akan bantu kita selama kita senantiasa membantu sesama. Kita pegang janji Allah, Kita dekap petunjuk Alquran dan al-hadits sunnah baginda shalallahu ‘alayhi wassalam. Berbagi membuahkan penjagaan diri dan sesama saudara, berbagi membuat diri kita dan anak tambah bahagia, insyaAllah!

(Bersambung…. Insya Allah…. Ramadan Kareem!)
@bidadari_Azzam, KL, 11 Ramadan 1441h. 
 
 

Check Also

Negara-negara Arab Sambut Baik Gencatan Senjata Antara Lebanon dan Israel

Negara-negara Arab menyambut baik perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon yang mulai berlaku Rabu ...

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: