Home » Tafsir » Filosofi Sendok

Filosofi Sendok

Filosofi Sendok 

*(menolak logika cacat pendukung penista agama)

sendok

 

Sendok..

 

Siapa yang tidak tahu fungsi sendok

 

Ada banyak fungsi sendok dikenal oleh kita

 

Salah satunya adalah alat makan

 

Sendok yang digunakan untuk makan disebut “Sendok Makan”

 

Sendok Makan memiliki fungsi yang khas

Sendok Makan memilki jabatan yang mulia

Kenapa Mulia? karena ia bertugas untuk memasukkan makanan ke mulut kita

Kenapa Mulia? karena hanya sesuatu yang baik dan menyehatkan saja yang akan masuk ke mulut kita

 

Sendok Makan untuk Makan

 

Tidak ada fungsi lain kecuali untuk Makan

Jika ia berfungsi untuk hal lain maka namanya bukan Sendok Makan

Ia dipilih karena bersih

Ia dipilih karena tidak pernah digunakan untuk hal-hal kotor

Jadilah ia Sendok Makan

Orang makan pakai Sendok Makan

 

Logika cacat

 

Lantas bagaimana jika ada orang yang berkata

Orang cebok pakai Sendok Makan

Kalimat diatas adalah salah secara konteks

Orang yang berkata seperti diatas tidak memahami fungsi Sendok Makan

Dia merendahkan kemuliaan jabatan Sendok Makan

Dia juga merendahkan orang yang menggunakan Sendok Makan itu

Menyamakan kemuliaan mulut dengan lubang “maaf -dubur”

Menyamakan fungsi “makan dengan Sendok Makan” dengan “Cebok dengan Sendok Makan

Padahal fungsi Sendok Makan hanyalah satu

Yaitu alat untuk makan

 

Sendok lain mungkin bisa dipakai cebok

tapi bukan Sendok Makan

Ia tidak disebut Sendok Makan jika bukan untuk makan

Fungsi “Makan” lah yang menyebabkan ia dijuluki Sendok Makan

 

Jikalau Sendok Makan dipaksakan untuk Cebok

Maka ia akan kehilangan fungsi aslinya

Maka ia akan kehilangan jabatannya

Maka ia akan kehilangan kemuliaannya

Ia bukanlah lagi Sendok Makan

Sekali ia dipakai untuk hal-hal yang kotor

Maka selamanya ia tidak akan bisa menjadi Sendok Makan

 

 

Adakah orang yang mau makan dengan sendok yang dipakai untuk Cebok?

 

Adakah orang yang mau makan dengan sendok yang dipakai untuk Cebok?

 

Adakah orang yang mau makan dengan sendok yang dipakai untuk Cebok?

 

Belajar dari Sendok

 

Setiap kalimat bukan hanya dilihat dari teksnya

Tetapi setiap kalimat harus dilihat juga dari konteksnya

 

 

Kitab Suci adalah suci

Suci bagi pemeluk agamanya masing-masing

Disebut “suci” karena fungsinya yang mulia

Fungsi yang mulia untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan

Tidak mungkin kitab suci memiliki fungsi yang lain

Hanya dikenal satu fungsi saja

Bukan 2 bukan 3

 

 

Jika ada yang mengatakan  “Jangan mau dibohongi dengan Kitab Suci atau Ayat-ayat suci”

Maka ia sudah menistakan fungsi kitab suci

Kitab yang Suci beserta ayat-ayatnya

Ia samakan dengan alat kebohongan

 

 

Disebut “suci” karena fungsinya yang mulia

Untuk mendekatkan manusia kepada Tuhan

Semua yang keluar dari kitab suci adalah perkataan Tuhan bagi umatNya

Ayat-ayatNya digunakan untuk membimbing manusia

Membimbing manusia kepada kebenaran

 

 

Jika ada yang mengatakan “Jangan mau dibohongi dengan Kitab Suci atau Ayat-ayat suci”

Sama saja ia meyakini bahwa “ayat suci” sama dengan ayat-ayat lain

Ayat-ayat lain yang bisa dipakai untuk tujuan tidak suci

 

Sekali-kali tidak !!

 

Tidak dikenal tujuan lain dari ayat-ayat suci

Kecuali untuk hal-hal yang suci

Karena itulah ia disebut Ayat Suci

 

Jika ada yang mengatakan “Jangan mau dibohongi dengan Kitab Suci atau Ayat-ayat suci”

Berarti ia sudah menambahkan fungsi baru dari ayat suci yaitu “alat untuk membohongi”

Berarti ia sudah mensejajarkan kesucian sama dengan kekotoran

Berarti ia sudah  mengatakan kebaikan sama dengan keburukan

Berarti ia sudah  mengatakan Kejujuran sama dengan Kemunafikan

Ia sudah menodai kesucian  tugas dari ayat-ayat suci

Wajar jika ada yang panas hati

 

Belajar dari Sendok

 

Sendok mengajarkan banyak hal

Nama bukan sekedar nama

Jangan hanya lihat teksnya

Lihat juga konteksnya

Sebuah benda mendapatkan nama karena pemakaiannya

Jika ia bisa digunakan untuk fungsi lain

Maka mungkin saja ia tidak dapat menyandang kemuliaannya

Bukan sekedar ada tidak ada kata “pakai”

Tidak ada bedanya

“Jangan mau dibohongi kitab suci”

dengan

“Jangan mau dibohongi pakai kitab suci”

Kedua pernyataan diatas adalah hinaan

Hinaan bagi orang yang cinta

Cinta dengan Tuhan dan Nabinya

Kitab Suci merupakan alat supaya manusia dekat dengan Tuhan

 

Tidak dikenal fungsi lain pada kitab suci

Menyematkan fungsi buruk padanya

Sama dengan menghina kemuliaannya

Sama dengan menghina kemuliaan penggunanya

 

Ini logika mudah!

Kenapa banyak orang pandai gagal paham?

Semua golongan, baik tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan, bisa paham

Asal mereka yang memiliki otak sehat

Asal mereka yang memiliki hati bersih

Bisa paham

Apapun agamanya

 

Akan tetapi

ironi oh ironi

Ada Doktor atau Profesor yang justru memiliki penafsiran berbeda

Sungguh mereka telah sudah gagal

Mereka telah gagal paham akan hal dasar

Hal dasar yang bahkan anak-anak mandrasah Ibtidaiyah mampu paham

 

Semoga…

 

Semoga…

 

Semoga…

 

Semoga aparat hukum tidak ikut-ikutan

Tidak ikut-ikutan gagal paham

 

Jika sampai terjadi

Kemana lagi kami harus berharap?

Berharap untuk dikembalikannya kemuliaan

Kemuliaan kitab suci kami

 

 

Anggana Mahendra ST, Al-Hafiz, Al- Qari-

 

Pengasuh situs temanalquran.com

Pengajar Al-Quran dan Qiraat 10 paguyuban Indonesia

Malaysia

 

Check Also

Tentang Sabar dalam Alquran

Bismillah walhamdulillah, Allahumma sholli ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Imam Ghazali menyatakan dalam kitab ...

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: